Ricky Siahaan Gitaris Seringai yang Berpulang Saat Tur di Jepang

Ricky Siahaan Gitaris Seringai

Profil Ricky Siahaan Gitaris Seringai yang Berpulang Saat Tur di Jepang

Profil Ricky Siahaan gitaris band Seringai yang berpulang menjadi topik yang menyita perhatian penggemar musik Indonesia. Kabar kepergiannya meninggalkan duka mendalam, terutama di kalangan pecinta musik keras. viralinesia

Berpulang Saat Tur Internasional

Pada 20 April 2025, publik dikejutkan dengan berita duka dari dunia musik Indonesia. Ricky Siahaan, gitaris utama dari band legendaris Seringai, menghembuskan napas terakhirnya di Jepang. Ia meninggal dunia saat sedang menjalani rangkaian Wolves of East Asia Tour 2025, tur musik internasional yang dimulai pada 10 April dan dijadwalkan berakhir pada 21 April.

Menurut pernyataan resmi band Seringai melalui Instagram, Ricky berpulang secara mendadak setelah menyelesaikan penampilannya dalam konser penutup di Tokyo. Dalam unggahan tersebut, para personel Seringai mengungkapkan rasa kehilangan mereka terhadap sosok yang telah menjadi sahabat, saudara, dan bagian penting dari band sejak awal berdiri.

Jejak Karier Ricky Siahaan

Ricky Siahaan bukan sekadar gitaris. Ia adalah sosok sentral yang ikut membentuk karakter musikal dan ideologis Seringai. Bersama band ini, Ricky membangun reputasi sebagai salah satu ikon musik metal dan hardcore di Indonesia.

Kariernya dimulai sejak era 90-an, di mana ia aktif dalam berbagai proyek musik bawah tanah. Namun, namanya benar-benar mencuat ketika bergabung dan kemudian membentuk Seringai bersama Arian 13, Edy Khemod, dan Sammy Bramantyo. Seringai dikenal luas karena musik keras dengan lirik sosial-politik yang tajam dan sikap independen yang konsisten.

Baca Juga
Gabung Whatsapp Saluran

Konsistensi dan Totalitas Bermusik

Salah satu ciri khas Ricky adalah dedikasinya yang luar biasa terhadap musik. Ia dikenal sebagai riffmeister atau penggila riff-riff gitar keras yang penuh tenaga. Tak hanya sebagai musisi, Ricky juga terlibat dalam proses kreatif produksi album dan visual band. Hal inilah yang membuatnya begitu dihormati, baik oleh penggemar maupun rekan seprofesi.

Kepergiannya menjadi kehilangan besar karena ia adalah simbol semangat underground yang tak pernah padam. Bahkan di usia 40-an, Ricky tetap aktif di panggung dan berkarya, membuktikan bahwa musik bukan sekadar pekerjaan, melainkan jiwa yang terus menyala.

Tur Wolves of East Asia Tour 2025

Tur ini menjadi tonggak penting dalam karier internasional Seringai. Dengan menyambangi berbagai kota di Jepang dan Asia Timur, band ini membuktikan bahwa musik keras Indonesia bisa diterima di kancah global. Namun, di tengah euforia tur tersebut, kabar kepergian Ricky menjadi pukulan telak.

Menurut jadwal, tur ini akan berakhir pada 21 April 2025. Namun, penampilan di Tokyo menjadi panggung terakhir Ricky. Ia menutup turnya dengan penampilan maksimal, mempersembahkan performa terbaiknya seperti biasa. Dan justru setelah itulah, ia berpulang—meninggalkan panggung dalam keadaan paling heroik bagi seorang musisi sejati.

Reaksi Penggemar dan Komunitas Musik

Kabar duka ini langsung menyebar luas. Ribuan penggemar menyampaikan belasungkawa melalui media sosial. Para musisi tanah air, termasuk dari genre yang berbeda, juga ikut menyampaikan kesedihan mereka. Bagi banyak orang, Ricky bukan sekadar musisi, melainkan inspirasi hidup dalam memperjuangkan idealisme dan kreativitas tanpa batas.

Komunitas musik keras juga merespons dengan menggelar acara tribute. Di beberapa kota, fans Seringai mengadakan pemutaran konser, diskusi musik, hingga penggalangan dana untuk mengenang dan menghormati Ricky.

Warisan Musik Ricky Siahaan

Selama hidupnya, Ricky telah menghasilkan banyak karya bersama Seringai, di antaranya album “Serigala Militia”, “Taring”, dan “Seperti Api”. Lagu-lagu seperti “Mengadili Persepsi”, “Selamanya”, dan “Program Party Seringai” menjadi anthem yang terus diputar hingga kini.

Karya-karya ini menjadi warisan tak ternilai bagi musik Indonesia. Tidak hanya karena kualitas musikalnya, tapi juga karena semangat perlawanan dan independensi yang selalu dikobarkan oleh Ricky dan kawan-kawan. Dalam setiap nada yang ia mainkan, tersimpan keberanian untuk berbeda, untuk melawan arus, dan untuk terus mencintai musik dengan sepenuh hati.

Pesan Terakhir dari Panggung

Tak ada yang tahu bahwa penampilan Ricky di Tokyo akan menjadi yang terakhir. Namun, ada pesan kuat yang tertinggal: cintailah apa yang kamu kerjakan. Ricky meninggalkan dunia ini dalam kondisi terbaik—di atas panggung, di depan para penggemarnya, memainkan musik keras dengan penuh semangat.

Ini adalah perpisahan yang menyakitkan, tapi juga penuh makna. Ricky Siahaan telah menjalani hidupnya dengan sepenuh hati, memberikan segalanya untuk musik, dan berpulang dengan cara yang paling mulia bagi seorang musisi.

Penutup: Selamat Jalan, Sang Riffmeister

Ricky Siahaan telah menorehkan namanya dalam sejarah musik keras Indonesia. Sosoknya akan selalu dikenang, tidak hanya karena kehebatannya di atas panggung, tetapi juga karena integritas dan ketulusan yang ia bawa dalam setiap karyanya.

Selamat jalan, sang riffmeister. Musikmu akan selalu menggema, inspirasimu akan terus hidup.

Please follow and like us:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *